Pengikut

Kamis, 23 Mei 2019

Tanda Tanya ?

Sontak aku terkejut oleh perlakuannya
Tidak biasanya dia seperti ini
Aku heran.

Dia yang biasanya cuek
Dia yang biasanya dingin
Dia yang biasanya tak pernah mengabari sebelum aku yang memulai
Dia yang tak seperti biasanya
Aku tak tahu apa yang membuatnya seperti ini.

Ada apa ini?
Apakah ini pertada?
Baik atau buruk?
Tuhan, apakah ini semua rencanamu?
Apakah ini akan berakhir indah? 
atau malah sebaliknya?
Adakah sesuatu dibalik ini semua?

Jujur, nurani tak bisa membohongi
Aku senang,
Ya, senang dengan perlakuan dia yang tidak biasa ini. 
Namun kini aku terbiasa dengan hanya mengabari seperlunya saja
Aku tak tahu apakah hubungan ini akan baik-baik saja nantinya.

Terkadang sesuatu terlintas di fikiranku 
Ya, aku adalah waita dengan penuh pengandaian.
Aku adalah wanita dengan segudang ambisi.
Awalnya aku berambisi untuk tetap mempertahankan hubungan ini,
Namun kini semua memudar,
Aku juga tidak tahu apa penyebabnya. 

Rasa yang tadinya bergemuruh bak gunung berapi yang akan memuntahkan laharnya 
kini seakan surut bak sungai yang dilanda kemarau panjang.

Mungkin ini yang dinamakan jenuh.
Jenuh dengan segala yang terjadi,
dan kini dia baru menyadari,
betapa berartinya sebuah kabar.

Dulu kami sering bertengkar perihal kabar.
Kabar yang menurutnya tidaklah harus setiap waktu berkabar.
Kabar yang menurutnya tidaklah sepenting rutinitasnya.

Aku muak,
Ya, saat itu aku muak.
Namun aku harus mengalah (lagi-lagi)



-V-

Selasa, 30 April 2019

Ikhlas



Hati tidak pernah setenang ini sebelumnya
Apa yang terpendam, perlahan keluar dari persembunyian relung hati yang paling dalam

Semburat senja yang menampilkan kilaunya yang menawan
Membuat hati ini damai, menenangkan
Kau tak perlu lagi risau,
Tak perlu lagi takut,
Kau hanya perlu menikmati segala prosesnya,
Menikmati segala kejadian yang bermetamorfosis menjadi tawa, canda dan harapan baru.

Jangan kau siksa hatimu dengan perasaan pilu di kala itu.
Hilangkan segala duka lara yang bersarang di otakmu sejak kejadian lalu
Mulailah tatap masa depan yang ada
Nikmati setiap prosesnya, cukup yang lalu kau jadikan pelajaran supaya tidak kembali terpuruk pada kesalahan sebelumnya.
Dan kini, bibirmu pantas menerima senyum itu merekah lagi.
Senjalah yang mengajarkan arti melepaskan, tanpa harus mengekang.
Senjalah yang mengajarkan arti keihlasan tanpa harus  menuntut balas.

Terimakasih senja, denganmu aku bisa melewatinya...




-V-

Rabu, 20 Maret 2019

Goresan Luka




Ntah sampai kapan semesta mengutukku dengan perasaan ini.
Perasaan yang sampai saat ini bahkan masih belum bisa berdamai dengan masa lalu.

Masa lalu yang menurutku sangat pahit, masa lalu yang berhasil menorehkan luka paling dalam.
Masa lalu yang bahkan belum selesai (menurutku).

Bahkan saat aku melintas di depan tempat kerjanya pun lukanya masih terasa begitu perih, luka yang dirasa begitu dalam.
Seolah aku melihatnya dengan tatapan yang licik.
Seolah raganya sedang berada di pinggir jalan dan menertawaiku.

Oh God, sampai kapan semuanya akan baik-baik saja seperti sedia kala?


-V-

Sabtu, 16 Maret 2019

Ingkar




Dan ternyata memang tidak mudah untuk menghilangkan perasaan itu begitu saja.
Walau ternyata lagi-lagi patah yang aku dapat saat ini.

Luka ini menganga lagi,
Lagi,
Dan lagi.

Berharap semua akan baik-baik saja setelah bertemu dengannya,
Namun belum sempat raga ini bertemu, lagi-lagi ingkar itu muncul.

Tak tau penyebabnya apa
Namun alasan tak kunjung datang.
Sepertinya ini pertanda, semesta tak mengijinkan kami untuk saling bertemu, bertegur sapa dan memberikan penjelasan tentang apa yang sudah terjadi selama ini.

Dan saat ini,
Hanya harap yang tak kunjung terwujud yang menyelimuti kegundahanku saat ini.


-V-

Jumat, 15 Maret 2019

Meninggalkan luka



Bahkan sampai saat ini, masih akan ada luka yang membekas. 
Masih akan ada sakit yang tersisa.
Sebagaimana semesta belum mengizinkan kita untuk berdamai dengan keadaan.
Mungkin karna kita sendiri belum bisa berdamai dengan hati dan nurani.

Masih saja nama itu muncul semaunya dibenak ini.
Ntah kenapa, belum bisa sepenuhnya lenyap, walau luka yang sudah kau goreskan masih begitu terasa.

Sulit memang,
Sulit untuk melepas, 
Sulit untuk berdamai dengan keadaan,
Sulit untuk ikhlas,
Sulit untuk merelakan,
Karna bagaimanapun, rasa itu pernah ada walau pada akhirnya luka yang tercipta.

-V-