Pengikut

Rabu, 20 Maret 2019

Goresan Luka




Ntah sampai kapan semesta mengutukku dengan perasaan ini.
Perasaan yang sampai saat ini bahkan masih belum bisa berdamai dengan masa lalu.

Masa lalu yang menurutku sangat pahit, masa lalu yang berhasil menorehkan luka paling dalam.
Masa lalu yang bahkan belum selesai (menurutku).

Bahkan saat aku melintas di depan tempat kerjanya pun lukanya masih terasa begitu perih, luka yang dirasa begitu dalam.
Seolah aku melihatnya dengan tatapan yang licik.
Seolah raganya sedang berada di pinggir jalan dan menertawaiku.

Oh God, sampai kapan semuanya akan baik-baik saja seperti sedia kala?


-V-

Sabtu, 16 Maret 2019

Ingkar




Dan ternyata memang tidak mudah untuk menghilangkan perasaan itu begitu saja.
Walau ternyata lagi-lagi patah yang aku dapat saat ini.

Luka ini menganga lagi,
Lagi,
Dan lagi.

Berharap semua akan baik-baik saja setelah bertemu dengannya,
Namun belum sempat raga ini bertemu, lagi-lagi ingkar itu muncul.

Tak tau penyebabnya apa
Namun alasan tak kunjung datang.
Sepertinya ini pertanda, semesta tak mengijinkan kami untuk saling bertemu, bertegur sapa dan memberikan penjelasan tentang apa yang sudah terjadi selama ini.

Dan saat ini,
Hanya harap yang tak kunjung terwujud yang menyelimuti kegundahanku saat ini.


-V-

Jumat, 15 Maret 2019

Meninggalkan luka



Bahkan sampai saat ini, masih akan ada luka yang membekas. 
Masih akan ada sakit yang tersisa.
Sebagaimana semesta belum mengizinkan kita untuk berdamai dengan keadaan.
Mungkin karna kita sendiri belum bisa berdamai dengan hati dan nurani.

Masih saja nama itu muncul semaunya dibenak ini.
Ntah kenapa, belum bisa sepenuhnya lenyap, walau luka yang sudah kau goreskan masih begitu terasa.

Sulit memang,
Sulit untuk melepas, 
Sulit untuk berdamai dengan keadaan,
Sulit untuk ikhlas,
Sulit untuk merelakan,
Karna bagaimanapun, rasa itu pernah ada walau pada akhirnya luka yang tercipta.

-V-